06Senin,








BOBBY MUSCAR,SH

Jakarta - Kehidupan sempurna gadis berusia 15 tahun, Chika Aditya (Sharon Jessica), tiba-tiba lenyap. Ayah dan ibu yang sangat menyayanginya meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan pesawat.

Hanya kakaknya, Karin (Sarah Sechan), yang tertinggal. Sayang, kakak semata wayangnya itu sibuk dengan kariernya. Chika kini sendiri, menghadapi permasalahan besar remaja seusianya yang harus kehilangan segalanya dalam waktu singkat.
Konflik itulah yang diangkat sutradara muda, Rocky Soraya, dalam film produksi Soraya Intercine Films terbaru yang akan tayang mulai 26 September mendatang. Menurut produser Ram Soraya, film ini tidak seperti film-film remaja pada umumnya. Apalagi, durasi yang lumayan panjang, 131 menit, di luar kebiasaan film-film remaja yang pada umumnya hanya 90 menit.
Namun, film ini justru menjadi film remaja seperti umumnya ketika dihadirkan sosok Yoza Prayuda (Muhammad Fardhan), laki-laki yang nantinya akan mengubah kehidupan Chika.
Pertemuan mereka sangat kebetulan. Chika masuk ke dalam taksi menemukan Yoza telah duduk manis di dalamnya. Lalu terjadilah perkenalan dengan kesan pertama yang sangat buruk. Perkenalan ini terjadi seperti film Eiffel I’m In Love, salah satu film Soraya yang juga mengangkat percintaan remaja, dua karakter utamanya melalui perkenalan yang tidak manis.
Chika bahkan lebih parah, ia menghancurkan handycam Yoza, membuat Yoza masuk rumah sakit karena tertabrak taksi, dan yang paling fatal adalah membatalkan niat Yoza ke New York untuk mengejar cita-citanya sebagai pembuat film. Konflik memuncak ketika Yoza meminta ganti rugi. Yoza berubah, sikapnya kadang-kadang manis, kadang-kadang begitu menyebalkan. Dan Chika tidak pernah tahu, Yoza menyimpan sebuah rahasia besar di balik sikapnya itu.

Panjang
Seperti film-film Soraya Intercine Films lainnya, film remaja yang juga dibintangi Kimberly Ryder, Aditya Firmansyah, Lula Kamal, Alex Komang, dan Chintami Atmanagara ini terbilang panjang, baik durasi maupun proses pembuatannya. Dua tahun lalu, Ram dan Sunil Soraya, dua produser film ini, mulai menggarap skenario buatan Rihaem Junianti.
Proses kasting pemeran Chika memakan waktu delapan bulan sebelum akhirnya sutradara lulusan American University (penyutradraan, akting, dan bisnis) ini menemukan gadis kecil Sharon Jessica, yang harus memerankan karakter seperti Tita di Eiffel I’m In Love.

“Chika itu periang, manja, dan positif,” komentar Sharon tentang Chika, dalam peluncuran film ini di Hotel Kartika Chandra, Sabtu (20/9). Ditambah dengan proses pendalaman karakter selama dua bulan (film Indonesia pada umumnya cukup dua pekan).
Tentang durasi yang di atas dua jam itu, Ram mengatakan bahwa cerita film ini memang panjang. “Skrip film ini memang panjang, nggak mungkin dipotong,” kata Ram. Dengan durasi sepanjang itu, film ini bisa tayang empat kali dalam sehari, sementara film dengan durasi normal (sekitar 90 menit) bisa lima kali. Ram sudah punya perhitungan sendiri tentang kuantitas tayangan itu. “Yang kami kejar adalah kepuasan ceritanya, bukan (jumlah) tayangnya,” ujarnya.

Mengikuti sukses Eiffel I’m In Love yang mengambil lokasi di Paris, Prancis, film ini mengambil lokasi adegan yang diambil di Italia. “Menurut saya, tempat yang cocok untuk film-film remaja adalah kota-kota seperti Paris, San Fransisco, atau Venesia. Kita ke Italia bukan ambil Roma, tapi Venesia,” Ram menambahkan.
Kesuksesan dua film remaja produksi Soraya Intercine Films sebelumnya, Eiffel I’m In Love yang mencapai tiga juta penonton dan Apa Artinya Cinta? yang juga di atas satu juta penonton, membuat Ram optimistis film yang melibatkan dua Director of Photografi (DOP) Hollywood, Tony Cheung Tung-Leung dan Marco Pironi ini juga akan menjadi film favorit untuk liburan Lebaran, meskipun Chika nantinya harus bersaing dengan film Riri Riza, Laskar Pelangi.

DATA 2008

0 komentar: